Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Bupati Mimika: Lebih dari 3.000 pelajar menikmati program MBG
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-07 05:43:45【Sehat】159 orang sudah membaca
PerkenalanBupati Mimika Johannes Rettob. ANTARA/Evarianus Supar.Timika (ANTARA) - Bupati Mimika, Papua Tengah

Timika (ANTARA) - Bupati Mimika, Papua Tengah Johannes Rettob menyebut hingga saat ini lebih dari 3.000 pelajar mulai dari tingkat SD hingga SMA-SMK di kota itu sudah menikmati program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Program MBG di Kota Timika saat ini dilayani oleh 14 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi )SPPG). Yang mereka layani sudah lebih dari 3.000 siswa yang tersebar di satuan pendidikan mulai dari SD sampai SMA-SMK, baik sekolah negeri maupun swasta," kata John Rettob di Timika, Sabtu.
Baca juga: Cegah kasus keracunan, BGN latih ratusan petugas jamah makanan Mimika
Ke-14 SPPG yang mengelola Program MBG di Timika tersebut langsung ditunjuk oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Semua SPPG tersebut wajib memiliki dapur sehat dengan menu makanan berkualitas sesuai standar harga yang ditetapkan BGN.
Pemkab Mimika juga diminta menyiapkan tiga lokasi, masing-masing seluas 800 meter persegi untuk pembuatan dapur sehat.
"Sertifikat lahan untuk pembuatan dapur sehat ini sudah kami kirim ke Jakarta. Nanti kami melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU dengan BGN terkait pinjam pakai lahan untuk pembuatan dapur sehat yang akan dikelola oleh yayasan yang ditunjuk oleh BGN," kata John Rettob.
Meski program MBG sudah berjalan di Kota Timika, sekolah-sekolah di wilayah pinggiran kota, apalagi di wilayah pesisir pantai maupun pegunungan, program MBG sama sekali belum berjalan
Khusus di tiga wilayah itu, Bupati Mimika berharap pola program MBG bisa diubah, yaitu anggaran diberikan kepada pihak sekolah, lalu sekolah menyiapkan kantin, sementara makanan disiapkan oleh para orang tua murid dengan memanfaatkan bahan lokal, seperti ikan, udang, sayur-mayur maupun umbi-umbian.
Dengan demikian, katanya, anggaran program MBG itu juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ada di kampung-kampung di wilayah pesisir pantai maupun pegunungan.
Baca juga: Mimika Papua Tengah: Ketersediaan telur ayam cukup untuk program MBG
Baca juga: DPRK Mimika sebut program MBG investasi masa depan anak Indonesia
"Saya sudah sampaikan beberapa kali di forum nasional bahwa kalau bisa program MBG di Papua itu langsung dikelola oleh sekolah. Hanya saja, yang menjadi pertanyaan apakah prosedur keuangan BGN membolehkan seperti itu atau ngak," ucap John Rettob.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di Timika, harga makanan per porsi untuk siswa SD di Mimika ditetapkan sebesar Rp12.000.
Dengan nilai harga seperti itu, banyak pihak menyangsikan apakah program ini benar-benar memberikan nilai tambah gizi bagi para pelajar setempat mengingat harga bahan kebutuhan pokok di Mimika cukup mahal.
Suka(6372)
Artikel Terkait
- Aktris Diane Keaton mengidap pneumonia bakterial jelang wafat
- Penjualan bebas bea di pulau resor China naik selama libur Pekan Emas
- BI: Penjualan eceran pada September 2025 diprakirakan meningkat
- Posko pengungsian korban kebakaran di Matraman diperpanjang
- Konsumsi domestik naik, laba Unilever tumbuh menjadi Rp3,33 triliun
- Forum CSR DKI soroti pentingnya dana CSR dalam keberlanjutan usaha
- Mengatasi sentimen negatif isu beras dan membangun ketahanan pangan
- BGN: Pegawai SPPG yang korupsi akan diproses hukum hingga pemecatan
- Program MBG serap ribuan tenaga kerja lokal di Kota Serang
- BPKH targetkan dana kelolaan haji capai Rp188,9 triliun pada 2025
Resep Populer
Rekomendasi

Korban meninggal akibat hujan lebat di Meksiko bertambah jadi 44 orang

KBRI Yangon dukung penuh timnas putri U

Produk makanan sehat RI catat transaksi Rp145 miliar di Chili

Gubernur Kalsel minta SPPG perhatikan kebersihan cegah keracunan MBG

Pemkot Bogor gencarkan Aksi Bergizi di sekolah tanamkan hidup sehat

Belajar lebih fokus setelah ada program Makan Bergizi Gratis

Kemendukbangga serukan sinergi atasi stunting lewat Program Genting

Bank Aladin Syariah siap biayai pelaku usaha halal Rp19 miliar